Jamaah Al-Jazziyah akan mendapatkan pengalaman baru dalam perhelatan musik BRI Jazz Gunung BRI Series 3: Ijen (2025). Selain menyajikan pagelaran musik, kali ini Jazz Gunung Indonesia, Jiwa Jawa Resort bersama ISI Yogyakarta akan menghadirkan Pameran Seni Visual Luar Ruangan. Sebelumnya Pameran seni visual juga diselenggarakan di BRI Jazz Gunung Series 1 & 2: Bromo (2025), dimulai pada 19 Juli-19 Agustus 2025 di Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Hadirnya seni visual tidak hanya menjadi pelengkap ruang, tetapi juga memperkaya pengalaman estetika bagi para pengunjung. Pameran seni visual Luar Ruangan yang diselenggarakan di Taman Gandrung Terakota Jiwa Jawa Resort Ijen akan menghadirkan tema Fora Fauna: Kebun Binatang Seni. Pameran akan dibuka pada 9 Agustus 2025 pukul 14.00 dan akan berlangsung selama 1 bulan ke depan dari tanggal 9 Agustus – 9 September 2025.
Di Pagelaran BRI Jazz Gunung BRI Series 3: Ijen (2025) penikmat jazz tidak hanya dimanjakan telinga mereka namun ini akan membuka berbagai cakrawala menarik dan menjadi menjadi momentum pertemuan berbagai medium seni visual dan musik dalam satu ruang dialektika.
Sejumlah partisipan (dosen dan alumni) ISI Yogyakarta akan mengikuti agenda ini. Sebagai Kurator Mikke Susanto dan menghadirkan partisipan seperti: Arlan Kamil, Arif Suharson, Albertho Wanma, Budi Hartono, Butet Kartarejasa, Dunadi, Daruslan, Endro Tri Susanto, Heru Siswanto, Hedi Hariyanto, Komroden Haro, M. Sholahudin dkk., Nor Jayadi, Lutse Lambert DM, Dwita Anja Asmara, Purjito, dan Timbul Raharjo.
Karya seni Patung-patung 3 (tiga) dimensional para dosen dan alumni ISI Yogyakarta ini akan ditempatkan di taman terbuka Taman Gandrung Terakota – Jiwa Jawa Resort Ijen dengan lanskap alami di lereng Gunung Ijen yang dikelilingi hutan tropis, kabut, dan aroma yang sejuk.
Secara simbolik pameran ini bukan hanya sekadar menampilkan sosok fauna, tetapi mengajak para pengunjung melalui karya seniman untuk membayangkan dan merespons keterancaman ekosistem, mengolah kembali relasi manusia dan satwa, serta merayakan makna-makna tersembunyi dari dunia binatang sebagai cermin kehidupan atau kritik sosial/politik.
Sebagai sebuah “Kebun Binatang Seni,” pameran ini ingin menggugah kesadaran publik untuk menjaga keberlanjutan hutan dan segala isinya. Setiap patung menjadi entitas penanda kehadiran dan suara binatang-binatang yang selama ini tersembunyi, terabaikan, atau terancam punah.
Dengan berjalan menyusuri taman dan berhadapan langsung dengan karya-karya ini, pengunjung diajak mengalami ulang hubungan spiritual, ekologis, dan emosional antara manusia dan fauna.
Pameran ini menjadi ruang imajinasi kontemplatif—sekaligus ruang harapan—bahwa seni dapat menjembatani kepedulian dan merawat keseimbangan alam. Sekumpulan karya-karya ini menjadi fora (jamak dari kata “forum”) dimana para binatang dan pecintanya saling berdialog dan menandai keberadaannya.
View this post on Instagram
Pameran Seni Visual Luar Ruangan ini juga sebagai wujud nyata kolaborasi antar lembaga seni yang saling memperkuat ekosistem kreatif, yakni antara Jazz Gunung Indonesia dan ISI Yogyakarta. Kerja sama ini membuka peluang lintas disiplin yang tidak hanya merayakan jazz sebagai ekspresi musikal, tetapi juga sebagai momentum bertemunya berbagai medium seni visual dan seni musik.
Dalam perkembangan seni visual hari ini, hubungan jazz gunung dan seni visual telah membuka kemungkinan luas: seni yang lebih cair, multisensorial, improvisasional, dan menyatu dengan semesta.

Jiwa Jawa Bromo, Hotel bintang 4 yang memiliki akomodasi dan fasilitas lengkap dengan landscape pemandangan alam pegunungan bromo.




Discussion about this post